Are They Smart?

     Di suatu sore di dalam kamar, dengan suara kicauan burung di luar rumah gue berfikir. Sebenernya apa sih arti kata 'pintar'?. Mayoritas orang akan merasa bangga jika dirinya tergolong sebagai orang 'pintar' atau memiliki relasi maupun kerabat orang 'pintar'. Banyak orang yang mengelu-elukan orang-orang 'pintar', ada juga yang berlomba-lomba menjadi 'pintar' dengan tujuan tertentu. 'Pintar' itu yang seperti apa?. Apakah ada standarisasi agar manusia dapat dikatakan 'pintar?'. Kalo menurut gue gak ada. Karena fenomena yang sering terjadi di society kita adalah, orang yang bisa mengerjakan soal matematika tanpa mengalami kesulitan yang berarti, itu namanya pintar. Orang yang mampu menghitung rumus fisika dalam waktu singkat, itu pintar.
     Gue se-tidak mengerti itu dengan persepsi society. Kenapa yang dijadikan standar adalah hal-hal berbau eksak seperti halnya matematika, fisika, kimia. Gue rasa ini agak tidak benar. Dengan standarisasi seperti ini, semua orang hanya akan mengacu pada satu versi pintar. Yaitu eksak. Para orang tua bisa jadi maksain anak-anaknya untuk menggeluti bidang yang bersangkutan tanpa memikirkan kemampuan sang anak. Apakah sang anak ini capable untuk menguasai mata pelajaran tersebut atau gak. Orang tua bisa jadi menyalahkan anaknya, bahkan menganggap anaknya bodoh karena tidak bisa menguasai mata pelajaran tersebut. Gue suka kesel sama hal-hal seperti ini.
     Banyak orang yang beranggapan bahwa jurusan di high school yang berhubungan dengan eksak masa depannya akan menjanjikan. Akhirnya muncul stereotip orang yang bukan berasal dari jurusan eksak adalah bukan orang pintar. Padahal ketika memasuki dunia kerja yang berbau eksak pun ada sebagian orang yang masih menggunakan kalkulator. Seperti pedagang misalnya. Ada juga yang bilang bahwa pintar itu yang selalu rangking 1 di sekolah. Gue pengen ngetawain statement ini. Karena gue selama sekolah sering mendapat peringkat 1 dan gue gak pernah merasa pintar hanya karena gue selalu mikirin statement pertama tadi, bahwa 'pintar itu yang jago eksak'. Sementara gue ini anaknya super duper lemot sama yang berbau eksak. Jarang banget dapet nilai bagus meski udah rajin belajar. I think that's not my passion. Bidang gue bukan disitu. Gue gak cukup capable untuk menyelesaikan soal semacam itu. Akhirnya gue kepikiran sampe sekarang kenapa ibu-ibunya temen gue selalu menjadikan gue sebagai standarisasi dari definisi kata pintar. Mungkin definisi pintar versi ibu-ibu itu adalah rangking 1. Karena namanya aja rangking 1, udah pasti nilainya bagus, udah pasti bisa menguasai semua mata pelajaran. Padahal itu semua sama sekali tidak berlaku buat gue. Yang gue rasain pada saat itu adalah, gue bingung kenapa orang-orang se-berlebihan ini dalam menanggapi angka-angka di buku raport. Gue bahkan sempet mikir kalo gue ini lagi bohongin orang-orang dengan kedok rangking 1 yang gue terima. Gue bahkan meragukan guru gue yang menulis angka 1 di kolom rangking. Kalian mungkin bakal mikir kenapa gue se-berlebihan ini?. Sebenernya gak berlebihan banget sih, mengingat gue adalah orang yang paling tidak pernah berhasil  mengerjakan soal matematika. Bahkan gue ini tergolong orang yang sangat amat gumoh sama pelajaran eksak. You know, setiap selesai ulangan matematika tuh gue kayak orang mabuk perjalanan. Rasanya enek, mual, pusing, begah. Yang jelas se-tidak enak itu. Kesel banget gue. Jadi setiap pelajaran matematika ataupun eksak yang lain, gue tuh pasti deg-degan bukan main. Takut kalau dipanggil guru dan disuruh maju ke depan kelas untuk ngerjain soal. Soalnya guru mapel eksak tuh gak tau kenapa selalu punya aura garang dibalik muka good looking nya. Entah ini cuma di sekolah gue atau di sekolah kalian juga.
     Menurut gue, setiap orang itu pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan kita gak bisa menjudge orang hanya karena otak mereka. Kita gak bisa dengan seenak jidat ngatain seseorang bodoh karena dia gak bisa pelajaran agama misalnya. Begitu juga kita gak bisa menjudge sesorang tidak pintar hanya karena dia tidak menguasai pelajaran eksak. Bisa jadi dibalik semua itu mereka punya kelebihan yang gak dimiliki setiap orang. Mempunyai persepsi ataupun opini itu sah-sah aja. Gak ada yang ngelarang kok. Tapi jangan sampai kita maksain orang lain mengikuti opini kita, bahkan kita sampai menjudge seseorang hanya karena persepsi kita berbeda. Lo gak ada hak untuk melakukan itu. So, jadi apa definisi kata 'pintar' versi kalian?.

Komentar